Beasiswa & Workshop Fotografi “Suara Orang Muda: Demokrasi Hari Ini”

Panggilan untuk kawan-kawan Photo-Demos!

Kami mengajak fotografer muda Indonesia untuk berbagi opini tentang demokrasi dalam keseharian kita lewat foto dan audiovisual.

Tersedia beasiswa bagi 10 peserta terpilih, berupa workshop fotografi, uang tunai, tiket perjalanan dan akomodasi bagi peserta dari luar Jabodetabek, serta pameran di Jakarta International Photo Festival (JIPFest) 2023.

Para mentor PannaFoto Institute, mentor tamu, dan narasumber akan memfasilitasi  peserta meningkatkan kemampuan bertutur menggunakan foto dan audiovisual (visual storytelling). Materi utama fokus pada fotografi sebagai medium untuk menyampaikan gagasan dan membuat pernyataan, dilengkapi dengan materi-materi pendukung, antara lain audiovisual dan penulisan. Melalui teori, praktik atau penugasan, dan diskusi bersama para mentor, mentor tamu dan narasumber, peserta akan mendapat kesempatan untuk menggali dan memahami peran dan agensi orang muda sebagai subyek dalam gerakan sosial, menemukan dan mengembangkan gagasan yang relevan menjadi satu karya.

Hasil workshop akan dipamerkan di Jakarta International Photo Festival (JIPFest) 2023. Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung pada akhir Juli hingga awal Oktober 2023.  

Kamu dapat mendaftarkan diri untuk mengikuti program Beasiswa & Workshop Fotografi “Suara Orang Muda: Demokrasi Hari Ini” sesuai dengan ketentuan dan persyaratan berikut ini:

PESERTA

  • Terbuka bagi 10 (sepuluh) fotografer Indonesia berusia 17-25 tahun yang akan dipilih melalui tahap seleksi.
  • Domisili di Jabodetabek dan wilayah Indonesia.
  • Peserta terpilih akan mendapatkan beasiswa berupa workshop fotografi dan audiovisual di Jakarta, kelas daring, uang tunai sebesar Rp1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) untuk mendukung pembuatan tugas, serta tiket perjalanan dan akomodasi untuk mengikuti workshop di Jakarta dan menghadiri pameran di Jakarta International Photo Festival (JIPFest).

PENDAFTARAN

  • Mendaftarkan diri melalui tautan berikut: bit.ly/SUARAORANGMUDA
  • Melampirkan seluruh berkas digital dan portofolio berikut:
    • Foto tunggal terbaik, sejumlah 12-24 foto.
    • Satu foto cerita (photo story) dengan tema bebas, terdiri dari 12-24 foto dengan teks/cerita pengantar maksimum 200 kata. Pastikan foto-foto yang dilampirkan sudah di-rename dengan nama fotografer. Contoh: Photo Story 01 – Alex, Photo Story 02 – Alex, dst.
    • Ukuran foto: resolusi 300dpi, sisi terpanjang 1500pix, kompresi 8.
    • Foto profil  (3×4 cm) dan CV terbaru.
  • Jika kamu pernah/mempunyai karya audiovisual, silahkan menyertakan tautan atau file karya resolusi hi-res menengah dalam portofolio. Tidak perlu ragu mendaftar jika tidak punya karya atau belum mengenal audiovisual.
  • Daftarkan dirimu sebelum 19 Juli 2023 pukul 20:00 WIB.

LINIMASA (2023)

Peserta wajib berkomitmen mengikuti workshop dan kelas, memproduksi karya foto atau audiovisual selama workshop berlangsung, serta berpartisipasi dalam pameran, presentasi, dan diskusi karya sesuai dengan linimasa berikut:

  • Info session : 14 Juli
  • Tenggat pendaftaran: 19 Juli, 20.00 WIB
  • Pengumuman peserta: 24 Juli 2023
  • Workshop luring: Jakarta, 26—30 Juli
  • Kelas daring: 4—22 Agustus
  • Pameran: JIPFest, 8—24 September 
  • Diskusi panel: JIPFest, 23 September
  • Presentasi daring: 10 Oktober

Jika kamu memiliki pertanyaan seputar program ini, silakan menghubungi Charlenne (+62 818-883-687).

Program ini diselenggarakan dan didukung oleh Photo-Demos, PannaFoto Institute, Kurawal Foundation, Kroco Studio, Arkademy, Pamflet Generasi, dan Melihat Bersama.

———

Para mentor dan narasumber Workshop Fotografi “Suara Orang Muda: Demokrasi Hari Ini” antara lain:

Ari Harisman – Dikenal dengan panggilan “dhank Ari”, ia fokus pada pembuatan film dokumenter, film pendek, profil, dan video kampanye sosial tentang manusia, budaya, dan alam. Pada 2007, dhank Ari membentuk komunitas Imaji Bumi, yang terdiri dari videografer, fotografer, desainer grafis, penulis, musisi, penulis, dan orang awam kreatif lainnya yang memiliki minat dan keinginan untuk berkarya menggunakan audio visual. Komunitas ini telah mengerjakan berbagai penugasan untuk beragam klien dan mitra, baik di dalam maupun luar Indonesia.

Edy Purnomo – Edy secara aktif mengadakan berbagai lokakarya untuk membina generasi baru fotografer Indonesia setelah berpartisipasi dalam program pelatihan-untuk-pelatih World Press Photo di Amsterdam. Mengawali kariernya sebagai stringer di Agence France-Presse dan Getty Images News Service, karya Edy telah dimuat di berbagai media dan publikasi. Pada Oktober 2012, Edy meluncurkan buku foto berjudul Passing, yang memuat sejumlah karya terbaiknya selama empat belas tahun berkarier sebagai fotografer. Di bulan Mei 2018, ia meluncurkan buku keduanya Wildtopia, yang menceritakan realita absurd kebun binatang saat ini.

Okky Ardya – Okky adalah seorang editor dan fotografer dokumenter lepas berbasis di Jakarta. Mengawali kariernya sebagai reporter kemudian menjadi managing editor untuk majalah desain grafis hingga kemudian memutuskan untuk menjadi pekerja lepas dan tertarik dengan dunia fotografi. Pernah mengikuti beberapa lokakarya fotografi, salah satunya Angkor Photo Workshop, dan fellowship di Ateneo de Manila University juga GIZ & Thomson Reuters Foundation di Kenya dan London. Tertarik dengan proyek dokumenter jangka panjang bertema pekerja migran dan isu seputar HAM.

Rosa Panggabean – Rosa adalah fotografer lepas berbasis di Jakarta. Ia pernah bekerja sebagai pewarta foto di koran dan kantor berita nasional, sebelum berfokus di jalur independen untuk mengeksplorasi isu-isu perubahan sosial, identias, serta HAM. Ia juga aktif sebagai pengajar fotografi, termasuk menjadi mentor PannaFoto Institute dalam Permata Photojournalist Grant. Buku fotonya yang berjudul Exile diterbitkan secara independen.

Yoppy Pieter – Yoppy mulai tertarik menggunakan kamera saat bekerja di sebuah perusahaan media. Ia kemudian memutuskan untuk mengikuti lokakarya fotografi di PannaFoto Institute. Sejak saat itu, Yoppy telah terpilih menjadi salah satu peserta program Permata PhotoJournalist Grant (2011) dan Angkor Photo Workshop (2012). Ia merupakan penerima Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam (2015), penerima South-East Asia & Oceania 6×6 Global Talent Program yang diselenggarakan oleh World Press Photo Foundation (2017), dan menjadi fotografer Indonesia pertama yang terpilih untuk mengikuti Joop Swart Masterclass yang diselenggarakan oleh World Press Photo Foundation (2019). Pada 2022, ia menjadi salah satu juri World Press Photo untuk area Asia Tenggara & Oseania. Pada 2014, ia bersama dua rekan fotografernya, Muhammad Fadli dan Putu Sayoga, mendirikan kolektif Arka Project. Karyanya telah dipamerkan di Jakarta Photo Summit #3 (2014) dan Jakarta Biennale 2015, serta diterbitkan dalam buku berjudul Saujana Sumpu (2016).

Asfinawati – advokat hak asasi manusia yang konsisten memperjuangkan hak-hak kaum minoritas yang tertindas dan pencari keadilan. Semenjak memula kariernya di Lembaga Bantuan Hukum Jakarta pada 2000 hingga menjadi Direktur pada 2006, Asfinawati telah menangani berbagai macam kasus seperti perburuhan, penggusuran, kebebasan beragama dan berkeyakinan, hingga kekerasan seksual. Asfinawati pernah menjabat sebagai Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia periode 2017-2021 dan direktur Lembaga Bantuan Hukum Jakarta untuk periode 2006-2009. Saat ini, Asfin bergabung meniadi salah satu pimpinan Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera, dengan jabatan Wakil Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat periode 2022-2024.

Luthfi Ashari – pegiat sosial yang saat ini bekerja untuk lembaga internasional dan fokus kepada isu-isu demokrasi dan tata kelola pemerintahan, termasuk isu penguatan organisasi masyarakat sipil. Luthfi memiliki ketertarikan khusus pada penggunaan seni audio visual untuk advokasi kebijakan publik.

Perkumpulan Pamflet Generasi – organisasi nirlaba yang dipimpin dan dijalankan oleh orang muda. Pamflet mendorong dan memperkuat orang muda untuk berpartisipasi dalam proses gerakan sosial dengan memberikan informasi dan pengetahuan seputar aktivisme, hak asasi manusia, dan demokrasi.

Robertus Robet – pengajar dan mantan Kepala Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), tempat dia mengajarkan Teori Kewarganegaraan dan Sosial, Teori Sosiologi Modern dan Teori Kritis. Dia melakukan riset dalam area politik dan sosiologi dengan fokus khusus pada republikanisme, kewarganegaraan dan hak asasi manusia. Robet telah bekerja di beberapa NGO ternama di Indonesia, termasuk YLBHI, dan KontraS, serta menjadi anggota pengurus di Imparsial dan Amnesty Internasional Indonesia. Selama masa baktinya sebagai Wakil Ketua YLBHI, Robet pernah ditunjuk sebagai anggota Tim Pencari Fakta Kerusuhan Paska Referendum di Timor Lorosae, serta peneliti dalam Tim Pencari Fakta Kerusuhan Mei 1998.

Foto: Agoes Rudianto