RZ (27) adalah salah satu pengguna napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat-zat Adiktif) yang saat ini tengah berjuang untuk pulih dan melepaskan diri dari belenggu narkoba. Sejak 2012, saat masih duduk di bangku sekolah, RZ telah terperangkap dalam dunia napza. Keterpurukan akibat pengaruh napza pula yang memupus impiannya saat ia hendak melanjutkan studi di salah satu jurusan seni terkemuka di Indonesia. Ia hanya bisa menelan ludah karena gagal dalam ujian masuk.

Tak menyerah, RZ terus berjuang melawan napza yang menjeratnya. Dukungan sesama penyintas menjadi pilar pemulihannya melalui rehabilitasi. Namun, perjuangan RZ belum usai. Pasalnya, akses ke layanan rehabilitasi pun tak mudah. Stigma, represi, dan tindakan kriminalisai sewenang-wenang oleh oknum aparat yang abai terhadap pendekatan kesehatan membatasi pecandu napza untuk mendapatkan bantuan. Tak jarang, mereka merasa berisiko menghadapi ancaman hukum yang tidak adil.

“Saya digeledah, ketahuan ‘barang’ beberapa gram. Itu pun bukan punya saya tapi punya temen, temen saya udah ngakuin itu milik dia. Oknum aparat itu terus saja nyecer sampai saya sudah tergeletak di bawah, ditarik, lalu dipukul,” ujar SM, salah satu teman RZ yang pernah mendapatkan tindak kriminalisasi.

Selama ini, RZ dan sesama penyintas telah mendapat dukungan advokasi dari Perhimpunan Bantuan Hukum dan Pembela HAM (PBHI) Jawa Barat dalam upaya pemulihan mereka. PBHI Jawa Barat menegaskan bahwa pengguna dan korban penyalahguna napza harus dilindungi oleh negara sesuai dengan Pasal 128 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang menyatakan bahwa pecandu napza dalam masa rehabilitasi wajib tidak dituntut pidana. Hingga Juli 2020, total jumlah pengguna napza yang dipenjarakan mencapai 40.470 orang. Mereka berhak memperoleh pemulihan, bukan malah tindakan kriminalisasi.

Dini Putri Rahmayanti adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Ia memiliki pengalaman kerja dan ketertarikan tinggi dalam bidang jurnalistik, fotografi, penulisan dan media sosial kreatif. Pencapaian terbesarnya ialah mampu mewujudkan harapannya saat masih duduk di bangku SMK untuk menjadi jurnalis, walau masih dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki saat ini.